Mungkin dalam dunia usaha saat ini belum banyak yang mengenal nama Nadiem Makarim. Memang namanya tergolong masih baru di kancah bisnis tanah air, karena ia sendiri banyak menghabiskan waktunya di luar negeri untuk menyelesaikan studinya.

Bukan berlatar belakang dari keluarga pengusaha, namun Nadim Makarim berhasil mengelola sebuah startup bisnis yang terbilang sangat menjanjikan saat ini, yakni #startup jasa pemesanan ojek Go-Jek.

Berbekal pendidikannya di universitas bonafit, Harvard, nyatanya ia mampu sukses “ngojek” bersama startup yang ia bangun tersebut. Lalu bagaimana kisah lengkapnya sampai kemudian ia terjun ke dalam dunia bisnis dan mendirikan Startup Go-Jek? Simak ulasannya di bawah ini.

Awal Karir Nadiem Makarim Setelah Lulus Kuliah

Ayah Nadiem Makarim adalah seorang pengacara berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah, sementara ibunya sendiri bekerja di bidang non profit. Namun meskipun bukan keluarga pengusaha, orang tua Nadiem Makarim selalu mendukung usaha yang dikerjakannya.

Riwayat pendidikan Nadim dimulai ketika jenjang sekolah dasar di Jakarta, kemudian menginjak remaja melanjutkan SMA di Singapura. Setelah itu kemudian meneruskan kuliah di Amerika dengan mengambil jurusan International Relations di Brown University, AS. Tak cukup dengan gelar S1, Nadiem kemudian melanjutkan pendidikan S2 nya di Harvard Business School hingga lulus.

Setelah memiliki gelar MBA (Master of Business Administration), Nadiem pun mencoba peruntungan terjun ke dunia kerja di negaranya Indonesia. Sebagai seorang yang berijazah luar negeri, tentu saja tidak begitu sulit bagi Nadiem makarim untuk segera mendapatkan pekerjaan di Indonesia setelah lulus kuliah.

Artikel lain: Aryanto Mangundiharjo ~ Dulu Loper Koran Sekarang Bos Rental Mobil Mewah

Ia pun langsung mendapatkan pekerjaan yang mentereng di sebuah perusahaan konsultan ternama di Jakarta. Kala itu ia direkrut untuk menjadi Management Consultant di McKinsey & Company. Setelah bertahan selama tiga tahun di perusahaan konsultan, Nadiem merasa tidak puas yang kemudian membuatnya memilih keluar dari pekerjaan itu.

Kemudian karirnya berlanjut dengan menjadi CO-founder dan Managing Editor Zalora, juga Chief Innovation Officer perusahaan Kartuku dalam waktu yang berurutan. Di sela-sela kesibukan kerjanya, Nadiem ternyata sudah mulai merintis Go-Jek secara perlahan. Namun saat itu pelayanan masih menggunakan cara manual belum ada #aplikasi seperti saat ini.

Resign dan Fokus Mendirikan Go-Jek

Setelah beberapa waktu bekerja di perusahaan orang, akhirnya Nadiem Makarim pun memutuskan untuk berhenti dan fokus membangun bisnis nya sendiri. Padahal pada waktu itu, jabatan Nadiem pun cukup mentereng yaitu sebagai direktur #e-commerce. Jika ditanya alasan apa yang membuat Nadiem keluar dari perusahaan, ia mengatakan cukup sederhana.

“Saya tidak betah kerja di perusahaan orang lain. Saya ingin mengontrol takdir saya sendiri,” begitu katanya.

Dengan bekal pengalaman yang ia dapatkan saat bekerja di perusahaan yang berbasis #teknologiinformasi, ia mulai fokus dan mengembangkan startup barunya itu. Nadiem sendiri menolak jika startup yang ia bangun disebut sebagai bisnis transportasi, ia lebih mendefinisikan bisnis yang ia kelola sebagai bisnis aplikasi jasa yang mengandalkan teknologi.

Ia bahkan menyebutkan bahwa Go-Jek tidak memiliki satu pun armada. Ia menuturkan bahwa bisnis yang ia kelola saat ini adalah bisnis jasa yang menghubungkan ojek dengan konsumen sebagai pengguna jasa.

Sambutan Positif Dari Masyarakat dan Konsumen

Ternyata dari terobosan yang dibuat oleh Nadiem ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Dengan berbagai fitur yang ditawarkan, semakin banyak masyarakat yang menggunakan jasa Go-Jek. Meskipun mungkin masih terjadi gesekan antara ojek konvensional dan ojek modern melalui Go-Jek, namun sampai saat ini banyak konsumen yang sangat terbantu dengan kehadiran Go-Jek.

Dulu pada masa awal berdirinya, Go-Jek masih memfasilitasi 20 pengemudi, namun saat ini Go-Jek sudah jauh lebih berkembang dengan memfasilitasi lebih dari 10.000 pengemudi. Bahkan kemarin berita di televisi menyiarkan berduyun-duyun masyarakat ingin melamar untuk menjadi pengemudi Go-Jek.

Baca juga: Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono – Pendiri Blue Bird Taxi

Menurut Nadiem, pengendara ojek yang menjadi pengemudi Go-Jek, dengan tidak sadar akan menjadi seorang yang lebih pandai dari sebelumnya. Karena pembelajaran soal teknologi dan pemahaman bahasa semakin berkembang dengan menjadi pengemudi Go-Jek.

Bahkan ia bercerita bahwa ada pengendara Go-Jek yang awalnya tidak mengerti bahasa Inggris, namun karena menjadi pengemudi Go-Jek dan sering melayani ekspatriat di Jakarta, ia menjadi mahir berbicara bahasa Inggris.

 

Source :

Nadiem Makarim ~ Lulusan Harvard Sukses “Ngojek” Bersama Go-Jek

 

201 Views